Rabu, 04 Mei 2016

Detail Intel Kaby Lake Bocor, Ungkap Spesifikasi Prosesor Generasi Ke-7 Core i7 7700K

Pada bulan Agustus tahun 2015 lalu, Intel telah merilis jajaran prosesor terbaru untuk perangkat desktop, yang disusul dengan prosesor untuk perangkat mobile. Dengan menyuguhkan fitur baru, prosesor Intel generasi ke-6 tersebut yang memiliki kode penamaan Skylake juga menggunakan jenis RAM yang baru, DDR4.
Namun kini, belum genap satu tahun, ada kabar mengenai spesifikasi dari prosesor generasi terbaru dari Intel, alias Kaby Lake, yang mana prosesor ini merupakan generasi ke-7 Intel. Seperti yang dilansir dari PC Gamer, Selasa (3/5/2016), dikatakan bahwa belum lama ini beredar spesifikasi detail dari prosesor papan atas Intel Kaby Lake, Core i7 7700K.
kaby-lake
Spesifikasi ini berasal dari sebuah software pengujian, SiSoftware Sandra 2015. Pada web software tersebut, nampak bahwa Intel Core i7 7700K menggunakan fabrikasi 14nm, mirip dengan Intel Skylake. Tadinya Intel berencana menggunakan fabrikasi 10nm pada prosesor Kaby Lake ini, namun karena ada kendala dalam masalah produksi, Intel menunda penggunaan fabrikasi 10nm tersebut pada prosesor Intel Kaby Lake.
Pada situs SiSoftware Sandra, nampak bahwa Intel Core i7 7700K ini memiliki base clock sebesar 3,6GHz, yang dapat mencapai kecepatan 4,2GHz dengan Turbo Clock. Lalu prosesor ini juga dilengkapi dengan L2 cache sebanyak 256KB dan L3 cache sebesar 8MB. Bila dilihat, base clock dari prosesor ini memang lebih rendah dari Intel Skylake Core i7 6700K, yang memiliki base clock sebesar 4GHz, namun dengan Turbo Clock dan L3 cache yang sama.
Intel-Core-i7-7700K-Kaby-Lake
Diprediksi bahwa Intel Kaby Lake Core i7 7700K ini bakal memiliki Thermal Design Power (TDP) alias konsumsi daya yang lebih rendah, mengingat TDP dari Intel Skylake lebih tinggi dibandingkan dengan Intel Haswell dan Broadwell. Namun menariknya apakah dengan base clock yang lebih rendah dari Intel Skylake Core i7 6700K, prosesor Inte Kaby Lake Core i7 7700K ini bisa lebih cepat?
Selain itu, pada data tersebut juga menampilkan beberapa detail dari prosesor Intel generasi ke-7 lainnya, seperti Core i7-7500U yang merupakan prosesor untuk perangkat laptop dengan core berjumlah dua, dengan kecepatan base clock 2.7GHz dan 2.9GHz pada posisi Turbo Clock. Lalu ada Core M7-7Y75 yang merupakan prosesor dual core dengan kecepatan base clock 1.3GHz serta 1.6GHz saat dalam keadaan Turbo Clock.
Apakah benar spesifikasi prosesor Intel Kaby Lake seperti pada situs SiSoftware Sandra ini? Kabarna prosesor Intel Kaby Lake bakal dirilis pada kuartal ketiga tahun 2016 ini. Kita tunggu saja informasi terbaru dari Intel.

AMD R3, SSD yang Ramah Dompet dengan Kecepatan Menggiurkan

AMD kita tahu memang memproduksi komponen pendukung untuk komputer, baik dari prosesor, RAM, dan VGA card. Namun demi memperluas pangsa pasarnya, AMD juga melebarkan sayap pada komponen penyimpanan terkini, yaitu SSD. Memang AMD telah merilis SSD buatannya sekitar tahun lalu, namun kini ada SSD baru dari AMD, yang cukup menggiurkan.
amd-r3-ssd
Seperti dilansir dari Guru3D, Rabu (4/5/2016), disebutkan bahwa ada SSD terbaru dari AMD, dengan seri R3. SSD AMD R3 ini menggunakan controller TLC NAND Silicon Motion SM2256KX. Dengan menyuguhkan harga yang kompetitif, namun performa yang diberikan menjanjikan. SSD ini kabarnya memiliki kecepatan 10x lebih cepat dibandingkan dengan hard disk biasa.
Ada tiga pilihan kapasitas yang berbeda pada SSD AMD R3 ini, mulai dari 120GB, 240GB dan yang terakhir ada 480GB. Pada varian 240GB, SSD ini memberikan kecepatan baca hingga 520MB/s, serta kecepatan tulisnya mampu mencapai angka 470MB/s. Tentunya kecepatan tersebut untuk sekelas SSD entry level sangat menggiurkan.
amd-r3-ssd-1
Karena SSD ini akan menyasar pasar entry level, entunya harga yang dibanderol untuk dapat meminang SSD ini sangat bersahabat. Disebutkan untuk varian 120GB dipatok dengan harga 40,99 USD alias 545 ribu Rupiah, 69,99 USD atau sekitar 930 ribu Rupiah untuk versi 240GB, serta tidak ketinggalan versi 480GB dipatok dengan harga 136,99 USD atau berkisar 1,8 juta Rupiah.
Kabarnya SSD AMD R3 ini sudah ada di beberapa toko ritel di Amerika Serikat dan Kanada. Untuk wilayah lain, masih menunggu kabar lebih lanjut dari AMD. Sangat murah ya?

Teknik Analisa SMS Palsu



Saya tertarik mengulas berita pembunuhan Feby Kurnia Nuraisyah (19), khususnya mengenai percakapan SMS-nya.
Diberitakan, ibu Feby menggunakan insting dan pengalamannya berkomunikasi sehari-hari sebagai alasan mencurigai bahwa pembalas SMS mereka bukanlah Feby. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Justru, naluri ibu terhadap anaknya biasanya memang sangat kuat.
Namun, seandainya kecurigaan ini kemudian disampaikan kepada Anda atau seandainya Anda bukan ibu korban, bisa jadi orang yang mendapatkan laporan akan berkata, “Ah…itu perasaan Ibu saja. Mungkin anaknya lagi sibuk, lagi ini lagi itu…dan sebagainya”.
Bersyukur bahwa penegak hukum tidak menganggap sebelah mata apa yang dilaporkan Ibu dan sepupu Feby. Akhirnya, ditemukan bahwa Feby telah menjadi korban pembunuhan.
Namun, sebetulnya ada satu teknik analisa verbal yang dipakai luas oleh para Human Lie Detector, yang bisa menganalisa kebohongan dalam tulisan tangan, whatsapp, line, BBM, SMS, telegram, atau aplikasi sejenis yang dipergunakan untuk berkomunikasi.
Di dalam artikel ini, saya akan memperkenalkan sebuah teknik analisa verbal yang bisa jadi selama ini sudah Anda pergunakan sehari-hari. Dengan teknik analisa verbal ini, Anda bisa mendeteksi jujur atau bohong secara ilmiah.
Nama teknik tersebut adalah Scientific Content Analysis atau yang biasa disebut sebagai SCAN. Menurut N. Smith (2001), di dalam artikel penelitian kepolisian London, sebuah pernyataan yang berasal dari pengalaman nyata akan berbeda konten maupun “kualitas” nya dari pernyataan yang berasal dari rekayasa atau imajinasi.
Saya hanya akan membahas 3 kriteria dalam teknik SCAN yakni: kriteria No 2 (Social Introductions – Cara Memanggil Seseorang), kriteria No 11 (Pronouns – kata ganti orang), dan kriteria No 12 (Change in Language – gaya bicara/cara bicara yang berbeda) yang sangat relevan bagi Ibu dan sepupu Feby menyakinkan penegak hukum.
Menurut SCAN, penyebutan/pemanggilan nama seseorang bisa menunjukkan adanya ketidakselarasan antara orang tersebut dan orang yang disebut/dipanggilnya (Kriteria no 2).
Dan lagi kata ganti orang yang terdapat di dalam sebuah pernyataan (kalimat, paragraf, atau narasi cerita), menunjukkan kepemilikan, tanggung jawab, dan komitmen dari orang yang dimaksud.
Jadi, apabila ada perubahan pada hal-hal tersebut, maka menurut SCAN, orang tersebut bisa jadi sedang berbohong.
Saya yakin Anda memiliki kebiasaan tertentu dalam memanggil seseorang, termasuk panggilan sayang.
Dalam pergaulan misalnya, Anda mungkin tidak dipanggil sesuai nama Anda, tetapi ada panggilan tertentu. Apalagi, ketika masih sekolah, ada aja nama panggilan teman-teman terhadap Anda. Panggilan “khas” ini lah yang dimaksud dalam SCAN.
Kembali ke kasus pembunuhan ini.
Pengakuan Ibu Feby terkait kejanggalan SMS itu memang bisa jadi benar.
Ibu Feby mengatakan bahwa Feby tidak pernah memanggil dirinya sendiri dengan sebutan “Fibi” ataupun “Bi”, dan tidak menggunakan kata “mama”, dibandingkan kata “Ma” saja.
Saya menduga, bisa jadi cara menyebutkan nama “Kak Diyanti” juga merupakan satu kejanggalan. Tidak biasanya Feby memanggil Diyanti dengan cara begitu. Termasuk juga cara Feby mengetikkan kata “di sini” juga tidak seperti di SMS ini (d sini)
"Mama jangan lupa makan, jaga kesehatan mama, d sini fibi baik2 saja.kak Diyanti khawati bgt" begitu tulisan dalam pesan.
Ibu Feby sempat mengungkapkan bahwa cara SMS itu menasehati dirinya juga merupakan satu kejanggalan. Feby tidak pernah menanyakan dirinya sedang ngapain, apalagi menasehati dirinya untuk “jangan lupa makan, jaga kesehatan mama”.
Ini perubahan gaya bicara/cara berbicara dengan seseorang. Termasuk juga, berubahnya gaya SMS Feby dari yang semula “singkat” menjadi panjang.
Dengan kata lain, setelah Anda mengenal teknik SCAN ini, Anda ataupun penegak hukum bisa berhipotesa bahwa laporan Ibu dan sepupu Feby ini bisa jadi benar, bahwa memang handphone tersebut berpindah tangan atau seseorang telah mengetikkan SMS atas nama Feby untuk mengelabui Ibu dan sepupu Feby.
Ketika kemudian ternyata Feby dibunuh, pesann SMS ini bisa jadi membantu polisi dalam melakukan penyidikan. Polisi bisa minta kepada penyedia jasa telekomunikasi terkait untuk melacak dari mana SMS tersebut dikirim pada waktu terkait.
Akhir kata, saya senang sekali bila teknik SCAN ini kemudian juga dipahami oleh kita semua, termasuk penegak hukum. Semakin banyak orang yang bisa menganalisa verbal (lisan, tulisan ataupun rekaman), maka semakin banyak orang yang bisa mendeteksi jujur dan bohong.
Penulis adalah pengarang buku“Mendeteksi Bohong” yang akan diluncurkan akhir Mei 2016.